27.3.07

nge-nux [4]

dari ubuntu, beralih lagi ke fedora...

ribet banget pindah-pindah.. untung-untung harddisk-nya masih tahan...
kalo nggak harus menggali kocek ke ruang terdalam....

..... nggak sulit banget ubuntu... tapi harus banyak download atau cari
DVD repo-nya untuk nambah fasilitasnya...

untuk fedora... untung ada repo-nya

23.3.07

nge-nux [3]

akhirnya sukses memasukkan uBuntu 5.10 dan ditambah dengan
apache2+php5+mysql+postgree+postfix...

masih gagal untuk menambahkan ISPConfig di ubuntu. Sudah prosesnya yang
lebih lama ketimbang memasukkan ubuntu dan kawannya... :-( Masih harus
bersabar lagi ... :-D

terganggu dengan pe el en

pe.el.en. punya negara pakai uang publik baru coba re-install komputer
harus selalu diganggu oleh tak ada arus listrik adakah teknologi listrik
220V yang menggunakan sepeda sebagai pembangkitnya? biar nggak tergantung
dengan pe.el.en biar agak sehat juga... :-)

16.3.07

nge-nux

lagi coba nge-nux. dari redhat pindah ke fedora.

di redhat sudah bisa jalan... eh.. iseng lagi pindah ke fedora...

belum ada distro yang lain... padahal menarik juga kalo bisa nyoba...

memilih kenyamanan... :-D

1.3.07

Haruskah berdiam diri?

Dalam sebuah praktikum lapangan, dalam proses pembelajaran melakukan
penilaian lingkungan hidup pada sebuah perusahaan tambang. Sebuah nada
sambung berujar "Diharapkan temuan ini hanya dalam ruang ini, karena
kita sedang praktikum, dan diharapkan tidak menjadi konsumsi publik".
Menyedihkan, mungkin kata ini yang bisa disampaikan. Saat menemukan
sebuah proses penghancuran lingkungan hidup yang dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan, seorang akademisi menyatakan "kita harus
diam saja". Inikah fenomena negeri ini yang tak pernah ingin menuntaskan
permasalahan yang dideritanya.

Pada proses yang berbeda, seringkali menemukan kalimat "Saya tidak
setuju dengan itu, tapi apalah saya". Ketidakpunyanyalian yang
terwariskan oleh penjajahan negeri, sehingga permasalahan semakin
menggumpal dan membatu. Negeri ini bagi semua, tak mungkin terus
dibiarkan permasalahan berkelanjutan. Harus ada jalan singkat untuk
menuju hilangnya permasalahan. Ataukah selalu dinantikan hilangnya
masalah tersapu angin puting beliung?

Haruskah berdiam diri? Ketika menemukan berbagai hal yang tidak pada
arena kebenaran. Sudah lupakah pula pada do'a suci yang dilantunkan
setiap memulai hari? "Tunjukanlah yang benar itu benar, dan yang salah
adalah salah". Sudah lupakah pula pada lantunan sanjak negeri ini? Akan
ada banyak tanya yang tidak perlu dijawab. Akan ada banyak celoteh yang
tak penting diperdengarkan. Negeri ini sedang sakit, dan negeri ini
hanya membutuhkan sekumpulan manusia yang jujur, cerdas dan berani. Yang
terkadang lebih sering menghuni sebuah jargon "Ia sedang gila".

menanti sebuah kehidupan

mencari sekeping emas tak pernah hadir seketika. harus berlari dan
mengejar ke tempat yang tak terduga. memilih untuk berada sebagai
pekerja yang tak bermoral ataukah tetap menjadi penjelajah kehidupan
sembari berharap hujan emas. kapasitas tak mampu ditingkatkan lagi.
ruang optimal telah dipergunakan. kerja otak sudah tak lagi mampu
dipaksakan. harus ada waktu untuk beristirahat.

belajar sepertinya sudah menjenuhkan dengan sistem pengajaran di sebuah
perguruan tinggi yang dulunya bertekad untuk membangun anak negeri.
semangat hanya untuk menggejar gelar yang belum tentu jua digunakan. ia
juga bukan untuk sebuah kehormatan. hanya sebuah pengalihan dari sebuah
keinginan yang berbeda.

tak penting mungkin sebuah kualitas di kehidupan masa kini. ia akan
bermakna pada kehidupan masa berbeda. aku harus mulai menata ulang cara
pandang. namun idealisme bukan untuk diperdagangkan. aku harus berada
pada jalan yang salah. memilih untuk menjadi miskin. bertarung pada
sebuah kepentingan yang tak pernah ingin mengerti sebuah korsa. entah
sampai kapan sanggup untuk bertahan.