23.9.10

mana amplopnya?


celoteh "mana amplopnya? ", selengkapnya di
http://timpakul.web.id/?p=2320 .



blogger dan pengguna jejaring sosial merasa terperdayai. dan menerima
amplop. entah benar atau tidak. tapi inilah yang sedang terurai dalam
sebuah jejaring sosial. bahkan beberapa pengguna utama jejaring sosial,
yang kabarnya hadir dalam pertemuan, pun tak mengetahui tujuan pertemuan.
sebuah hashtag yang sebenarnya bermakna baik, namun menjadi beda, saat
digunakan untuk kepentingan sebuah kampanye pemilihan pimpinan sebuah
organisasi.



tak terlalu banyak pertanyaan, ketika ada sebuah amplop yang disodorkan
saat menghadiri pertemuan. "ah.. ini kan uang transport". amplop menjadi
bermakna, saat sepi orderan, ataupun saat memang tak ada asap yang
mengepul. lembar demi lembar tanpa tanda tangan, tak akan berarti apa-apa.
pun ketika lembaga asing ikut serta menjadi pendukung acara pertemuan
mereka yang kabarnya blogger. tak akan memiliki makna apa-apa.
#bloggerbodrex menjadi pilihan.



etik. hanya itu kata yang bisa menjadi pengikat. tak terlalu penting
dengan alibi ataupun alasan lainnya. amplop dan isinya bisa jadi tak
seberapa. namun, ketika menjadi perbincangan antara pengguna jejaring
sosial, apakah akan menjadi apa-apa? ataukah sebenarnya, ini memang sebuah
bagian dari bangunan investasi sosial di jejaring sosial. menjadi
anti-sosial saat menggunakannya.



wajar. bila kesadaran ada saat digunakan kepentingannya untuk sebuah
kelompok. karena tak salah bila kemudian blogger menjadi pengkampanye. pun
tak salah ketika pesan-pesan terus diberikan. disertai dengan amplop pun
tak akan menjadi sebuah permasalahan. namun, bila hanya hadir dan duduk
manis, mendengarkan, bertanda tangan, berfoto dan menerima amplop, apakah
menjadi wajar?



kembali pada tujuan berjejaring sosial. kembali pada pemaknaan tulisan
dalam sebuah blog. ia menjadi pencerah ataukah hanya menjadi sebuah
jembatan. bisa jadi berbelok arah pada jalan yang tak lagi dituju. menulis
sesuatu di blog, tanpa sebuah keyakinan, hanyalah akan menjadi sebuah
pemalsuan jiwa. karena blog, bukanlah semata sebuah alat, namun menjadi
bagian dari rangkaian nada kehidupan.



mungkin bila amplop terlalu bermasalah. akan lebih baik bila dikirimkan
langsung ke dalam rekening, ataupun dengan menggunakan selembar cek. bukan
soal amplopnya yang bisa jadi bermasalah. tapi jumlah di dalam amplopnya
yang sangat menghina keberadaan warga2.0. kalau sudah demikian, dimanakah
sebenarnya perubahan dapat dilakukan?



semua serba mungkin ataupun bisa jadi. berita hanyalah sebuah berita. yang
tak sempat menjadi trending topic, dan lalu menghilang. perbincangan,
hanyalah sebuah perbincangan. yang tak menjadi sebuah bagian dari pemaknaan
kehidupan. pilihan, tetap ada pada pemilih. bukan pada berkotak-kotak
amplop yang ditebarkan dari langit kelabu. akan lebih baik bila amplopnya
diserahkan pada generasi kehidupan yang masih terus merangkak dan
tersingkirkan oleh kelompok pemodal yang seolah menjadi pemilik negeri ini.




pada amplop yang dimana !

No comments: